Para pembaca yang budiman. Selama ini kita semua mengetahui bahwa untuk menyamakan keadaan seseorang yang banyak bicara namun pengetahuannya dangkal adalah dengan menggunakan peribahasa "Air beriak tanda tak dalam", atau bagi yang dianggap tidak berpengetahuan "Tong kosong nyaring bunyinya". Demikian pula dengan penulis. Penulis pernah berpikir bahwa kalimat tersebut dapat diterapkan kepada setiap orang yang banyak bicara. Ketika anda berkata tentang air beriak tanda tak dalam, tong kosong nyaring bunyinya, tahukah anda ternyata maknanya tidak seperti yang selama ini kita kira, ternyata selama bertahun-tahun kita sudah salah menggunakannya. Pada suatu kolam air kita mungkin akan menemukan riak-riak atau gelembung-gelembung air yang relatif kecil di atas permukaannya. Menurut hasil penelitian, riak-riak air tersebut banyak ditemukan pada suatu ekosistem air yang mana ketinggian permukaan airnya dari dasar tidak begitu tinggi atau air dalam kondisi tidak
بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ Yth. Sahabat Diskusi Hidup, s ebagai umat beragama sudah seyogyanya dalam hidup ini kita semua mencari ridha Allāh SWT dan mengharapkan kelak berada di dekat-Nya, yaitu Syurga. Hal yang harus kita yakini pertama kali adalah tentang keyakinan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka dalam diskusi hidup kita kali ini akan kita bahas diskusi hidup tentang bagaimana implementasi nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penulis mohon maaf sebelumnya tulisan ini dilatarbelakangi oleh situasi musim kampanye dan pilkada 2020. Iklim politik yang lima tahunan sekali itu kerap kali membuat situasi politik menjadi gerah atau bahkan bisa memanas. Hal ini juga disebabkan oleh adanya pandemi Covid 19. Penulis mencuplik keadaan ini hanya sebagai refleksi berpikir karena penulis melihat tema-tema lama yang sensitive dalam kehidupan berbangsa seperti isu nasionalis dan keagamaan demi