Langsung ke konten utama

Featured Posts

AIR BERIAK TANDA TAK DALAM, TONG KOSONG NYARING BUNYINYA, TAHUKAH ANDA TERNYATA MAKNANYA TIDAK SEPERTI YANG SELAMA INI KITA KIRA, TERNYATA SELAMA BERTAHUN-TAHUN KITA SUDAH SALAH MENGGUNAKANNYA

        Para pembaca yang budiman. Selama ini kita semua mengetahui bahwa untuk menyamakan keadaan seseorang yang banyak bicara namun pengetahuannya dangkal adalah dengan menggunakan peribahasa "Air beriak tanda tak dalam", atau bagi yang dianggap tidak berpengetahuan "Tong kosong nyaring bunyinya". Demikian pula dengan penulis. Penulis pernah berpikir bahwa kalimat tersebut dapat diterapkan kepada setiap orang yang banyak bicara. Ketika anda berkata tentang air beriak tanda tak dalam, tong kosong nyaring bunyinya, tahukah anda ternyata maknanya tidak seperti yang selama ini kita kira, ternyata selama bertahun-tahun kita sudah salah menggunakannya.      Pada suatu kolam air kita mungkin akan menemukan riak-riak atau gelembung-gelembung air yang relatif kecil di atas permukaannya. Menurut hasil penelitian, riak-riak air tersebut banyak ditemukan pada suatu ekosistem air yang mana ketinggian permukaan airnya dari dasar tidak begitu tinggi atau air dalam kondisi tidak

SILAKAN DOWNLOAD AMPUH

SILAKAN DOWNLOAD AMPUH
Aplikasi Mobile Penyuluhan Hukum

UJIAN KEJUJURAN BAGI SEORANG MENTERI DAN PEJABAT NEGARA DI MANAPUN BERADA

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Yth. Sahabat Diskusihidup, sebagai umat beragama sudah seyogyanya dalam hidup ini kita semua mencari ridho AllĀh SWT dan mengharapkan kelak berada di dekat-Nya, yaitu syurga dari Allah SWT. Dan pada kesempatan kali ini penulis akan bercerita sedikit diskusi hidup tentang ujian kejujuran seorang menteri dan pejabat negara. Diskusi hidup kita kali ini adalah sebagai berikut.
 
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullāh s.a.w. bersabda, “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke syurga. Dan apabila seseorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allāh sebagai orang yang jujur” (Hadits riwayat Imam Bukhari No.6094).
 
 
Sahabat Diskusi Hidup yang dimuliakan Allāh,
 
        Pada suatu masa terdapatlah sebuah negeri yang mana para menterinya banyak yang tidak jujur, namun perbuatannya tidak banyak diketahui orang. Bahkan di mata sang sultan, sekalipun menterinya dianggap sebagai menteri yang sangat jujur, tidak pernah berbohong. Namun Pulan dapat melihat kebohongan tersebut. Sultan sebetulnya adalah orang yang sangat baik, namun para pejabat kerajaan lainnya adalah orang-orang yang rakus. Mereka belum merasa cukup dengan gaji yang sudah tinggi, dengan segala daya mereka berusaha mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya baik yang halal maupun yang haram. Kas negara digerogoti sedikit demi sedikit, dan para menteri bersekongkol dalam perbuatan curang itu. Kemudian sultan mengutus Pulan untuk datang ke istana.
 
            Pada suatu hari Pulan berangkat ke istana, di pintu gerbang dihadang oleh penjaga istana dan ditanya hendak kemana. Pulan menjawab bahwa dirinya hendak menghadap sultan, namun tetap dihalang-halangi oleh penjaga pintu gerbang dengan alasan bahwa sultan sedang sangat sibuk. Kemudian Pulan berkata: “Tolong carikan bagaimana caranya agar aku bisa menghadap sultan, pokoknya nanti tahu beres”. “Kalau begitu ada, selalu ada jalan. Asalkan Engkau ada kebijaksanaan kepada kami”, sahut penjaga kepada Pulan sambil matanya berbinar-binar. “Oh begitu, soal itu jangan khawatir aku datang mau minta hadiah dari sultan. Aku sudah cukup kaya, jadi nanti hadiah itu akan aku berikan kepada Kalian semuanya”, respon Pulan. “Nah itu maksudku, asal tahu sama tahu”, kilah penjaga. Maka dengan membungkuk dan ramah tamah Pulan dipersilakan masuk.
 
     Di dalam istana sultan sedang mengadakan pertemuan dengan para menteri, tetapi menerima laporan bahwa Pulan datang, sultan tampak gembira. Sultan menjemput sendiri ke balairung. Sultan bertanya, “Masih tetapkah pendirianmu bahwa Engkau bisa mengatasi kesulitan negara kita ini?”. “Ya”, jawab Pulan tegas. “Berani Engkau menerima hukuman mati jika gagal?”, tanya sultan. Pulan menjawab, “Berani Tuan, pantang bagiku menjilat ludah kembali”. “Lalu apa permintaanmu jika usahamu berhasil?”, tanya sultan lagi. “Hukuman cambuk sepuluh kali bagi penjaga gerbang instana Tuanku”, tandas Pulan. Lalu Pulan menceritakan kelakuan penjaga istana di pintu gerbang tadi, sehingga membuat sultan murka dan mengangguk-angguk karenanya.



 
 
Sahabat Diskusi Hidup yang dirahmati Allāh SWT,
 
            Kemudian para dayang diperintahkan untuk melayani Pulan menukar pakainnya dengan yang baru dan bersih. Barulah ia diizinkan hadir dalam pertemuan rapat dengan para pejabat. Ketika Pulan muncul, sultan heran karena peci yang dipakai oleh Pulan masih peci yang dipakai semula, terlihat usang dan jelek. Kemudian sultan bertanya, “Mengapa Engkau masih menggunakan peci itu, Pulan?”. “Maaf Tuanku, peci ini adalah perantara, kita bisa melihat bayangan syurga di dalamnya”, jawab Pulan. “Betulkah itu? Awas kalau Engkau berbohong”, hardik sultan. “Betul Tuanku, tapi ada syaratnya, yaitu hanya orang-orang yang jujur yang tidak pernah mencuri uang negara yang bisa melihat syurga di dalamnya. Orang-orang yang curang, para pengkhianat pasti tidak akan bisa melihat apa-apa di dalamnya”, ujar Pulan meyakinkan.
 
            Sultan berbisik-bisik sejenak, kemudian ia berkata, “Hai Menteri A, Kau ku kenal sebagai menteri yang jujur, ambil peci Pulan dan coba buktikan. Nampakkah syurga itu di dalam pecinya?” Menteri A gemetar, selama ini ia telah banyak memakan uang negara secara tidak benar, dia sangat ketakutan akan diketahui belangnya, maka dengan muka pucat diambilnya peci Pulan yang butut itu. Betapa baunya peci tersebut dan sudah penuh dengan daki serta noda keringat. Tidak ada apa-apa yang dilihatnya di dalam peci itu. “Bagaimana?”, sultan bertanya. Menteri A berada dalam keraguan yang teramat sangat, namun jika ia tidak mengatakan telah melihat bayangan syurga di peci tersebut tentunya sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya. Akhirnya ia menjawab dengan terpatah-patah, “Hebat, hebat, syurga yang indah, bidadari berlarian kesana kemari”, serunya. Sultan merasa takjub mendengar hal itu.
 
            Sultan kemudian memerintahkan Menteri B untuk melakukan hal yang sama seperti Menteri A. Demikian juga halnya, Menteri B merasa kebingungan kenapa ia tidak melihat apa-apa di dalam peci Pulan. Namun jika ia tidak mengatakan telah melihat apapun di peci tersebut tentunya sudah dapat dibayangkan apa yang akan dilakukan sultan terhadap dirinya, karena ia merasa kalau selama ini telah tidak jujur terhadap negara dan jabatannya. “Betul betul, syurga Firdaus, tempat yang indah, rindang, mata air susu mengalir dimana-mana”, kata Menteri B sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Hal itu ia lakukan karena membandingkan dengan hasil temuan Menteri A, yang jika ia menyampaikan hal yang berbeda tentunya akan terbongkarlah kebusukannya. Demikian juga para menteri lainnya yang ditunjuk oleh sultan, mengatakan hal yang hampir sama.
 
            Sultan semakin penasaran lalu memutuskan untuk melihat sendiri apa yang sudah disampaikan para menterinya tersebut. Namun ketika sultan melihat isi peci Pulan, sultan bergumam di dalam hati, “Kok tidak ada apa-apanya? Tidak terlihat sedikitpun bayangan syurga di dalam peci Pulan ini. Sementara para menteriku telah melihat ada syurga di dalamnya. Padahal aku selama ini telah berlaku jujur, ataupun berbuat tidak adil terhadap rakyatku”. Sultan kebingungan sambil terbersin-bersin karena bau peci yang luar biasa tidak sedap. “Hai Pulan”, hardik sultan. “Kenapa para menteriku bisa melihat bayangan syurga di dalam pecimu sementara aku tidak bisa melihat apapun disitu kecuali bekas keringatmu? Apakah memang benar mereka yang jujur dan akulah pengkhianat?”. Mendengar pertanyaan sultan tersebut, Pulan segera berdiri dari duduknya. Ia menatap satu persatu para menteri di hadapannya, kemudian ia berkata. “Wahai Sultan yang adil dan bijaksana, pantas negeri ini kacau balau dan semakin melarat, karena para menteri Tuanku semua penjilat dan penipu. Mereka mengatakan melihat syurga di peci saya karena mereka merasa bersalah dan telah mengkhianati kepercayaan Sultan. Mereka takut kepada bayangan dirinya sendiri, bayangan kepalsuan dan keculasan mereka. Sesungguhnya Allah telah menunjukkan yang benar adalah benar, yang salah adalah salah”.
 
       Dengan penjelasan Pulan dan analisis lebih lanjut dari sultan, maka sultan semakin mengerti dan yakin dengan keadaan yang sedang berlangsung di negaranya. Kemudian sultan memberikan hadiah kepada Pulan sesuai janjinya semula. Hukuman sepuluh kali cambukan terhadap penjaga pintu gerbang istana dan hukuman terhadap para menteri yang tidak jujur diberlakukan. Para menteri yang tidak jujur kemudian dipecat dan diganti dengan orang-orang yang terpilih, betul-betul memiliki kompetensi dan akuntabilitas di bidangnya, yang betul-betul jujur dan berbakti kepada rakyatnya, bukan orang-orang yang senangnya mencari muka, penjilat, atau yang berpikir ABS (asal bapak senang) padahal yang dilakukan tidak bermutu atau bukan karyanya sendiri.
 
 
Sahabat Diskusi Hidup yang mendapat hidayah Allāh SWT,
 
            Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang jujur, terhindar dari perbuatan tercela, tidak memakan uang rakyat dengan cara yang tidak halal, agar hidup kita menjadi semakin barakah, aamiin Yaa Robbal’aalamiin.
 
Demikian diskusi hidup kita kali ini, mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan.
Benar karena Allāh, salah karena penulis sendiri.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih, 🙏


وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابُ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APAKAH PERBUATAN BUNUH DIRI MERUPAKAN SUATU HAL YANG MELANGGAR HUKUM POSITIF DI INDONESIA ATAU BUKAN?

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ     Yth. Sahabat Diskusi Hidup , alhamdulillāh pada kesempatan kali ini kita dapat berjumpa lagi untuk membahas diskusi hidup tentang apakah perbuatan bunuh diri merupakan suatu hal yang melanggar hukum positif di Indonesia atau bukan. Berikut ini adalah diskusi hidup kita kali ini.         Pada umumnya setiap orang akan menganggap bahwa tindakan bunuh diri adalah perbuatan yang melanggar hukum karena dinilai sebagai perbuatan yang tercela, menghabisi atau menghilangnya nyawa manusia meskipun itu terhadap dirinya sendiri. Namun sebagian orang masih banyak yang menganggap bahwa tindakan bunuh diri itu tercela namun tidak melanggar hukum positif di Indonesia dengan alasan tidak diatur di dalam buku Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) atau peraturan perundang-undangan lainnya. Yang diatur di dalam pasal KUHP adalah mengenai suruhan atau dorongan untuk melakukan tindakan bunuh diri tersebut

TINDAK PIDANA KHUSUS DI LUAR KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ     Yth. Sahabat Diskusi Hidup, a lhamdulillāh kita dapat berjumpa kembali dalam kesempatan yang berbeda. Kali ini penulis akan membahas diskusi hidup tentang tindak pidana khusus di luar Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Selanjutnya diskusi hidup kita adalah sebagai berikut.             Pertama kali dikenal istilah Hukum Pidana Khusus, sekarang diganti dengan istilah Hukum Tindak Pidana Khusus. Timbul pertanyaan, apakah ada perbedaan dari kedua istilah ini. Oleh karena yang dimaksud dengan kedua istilah itu adalah UU Pidana yang berada di luar Hukum Pidana Umum yang mempunyai penyimpangan dari Hukum Pidana Umum baik dari segi Hukum Pidana Materiil maupun dari segi Hukum Pidana Formal. Kalau tidak ada penyimpangan tidaklah disebut Hukum Pidana Khusus atau Hukum Tindak Pidana Khusus.             Hukum Tindak Pidana Khusus mempunyai ketentuan khusus dan penyimpangan terhadap Hukum Pidana Umum, b

HATI-HATI DALAM HAL TURUT MENCICIL BARANG YANG KEMUDIAN DIGUNAKAN OLEH ORANG LAIN

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ   Yth. Sahabat Diskusi Hidup,   alhamdulillāh kita dapat berjumpa kembali dalam kesempatan diskusi hari ini. Kali ini kita akan membahas diskusi hidup tentang hati-hati dalam hal turut mencicil barang yang kemudian digunakan oleh orang lain. Berikut ini adalah diskusi hidup kita kali ini. Ketika kita turut membantu seseorang atau bahkan orang tua kita dalam memenuhi cicilan kredit barang, maka apa yang kita niatkan harus jelas. Niat tersebut bisa ditekadkan di dalam hati atau diucapkan kepada orang yang kita bantu. Alangkah jauh lebih baik jika disampaikan juga kepada orang yang dibantu.   Mungkin suatu ketika ada saudara, teman, atau bahkan orang tua yang misalnya membeli motor atau mobil dengan cara mengangsur atau membayar dengan cara mencicil setiap bulan atau mungkin membayar beberapa kali dengan jangka waktu tertentu tidak selalu dilakukan setiap bulan, maka pada saat kita akan membantu me