Langsung ke konten utama

Featured Posts

AIR BERIAK TANDA TAK DALAM, TONG KOSONG NYARING BUNYINYA, TAHUKAH ANDA TERNYATA MAKNANYA TIDAK SEPERTI YANG SELAMA INI KITA KIRA, TERNYATA SELAMA BERTAHUN-TAHUN KITA SUDAH SALAH MENGGUNAKANNYA

        Para pembaca yang budiman. Selama ini kita semua mengetahui bahwa untuk menyamakan keadaan seseorang yang banyak bicara namun pengetahuannya dangkal adalah dengan menggunakan peribahasa "Air beriak tanda tak dalam", atau bagi yang dianggap tidak berpengetahuan "Tong kosong nyaring bunyinya". Demikian pula dengan penulis. Penulis pernah berpikir bahwa kalimat tersebut dapat diterapkan kepada setiap orang yang banyak bicara. Ketika anda berkata tentang air beriak tanda tak dalam, tong kosong nyaring bunyinya, tahukah anda ternyata maknanya tidak seperti yang selama ini kita kira, ternyata selama bertahun-tahun kita sudah salah menggunakannya.      Pada suatu kolam air kita mungkin akan menemukan riak-riak atau gelembung-gelembung air yang relatif kecil di atas permukaannya. Menurut hasil penelitian, riak-riak air tersebut banyak ditemukan pada suatu ekosistem air yang mana ketinggian permukaan airnya dari dasar tidak begitu tinggi atau air dalam kondisi tidak

SILAKAN DOWNLOAD AMPUH

SILAKAN DOWNLOAD AMPUH
Aplikasi Mobile Penyuluhan Hukum

TUHAN, MUDAHKAH KITA MEYAKINI SANG MAHA PENCIPTA, MAHA KUASA, MAHA MENGETAHUI?

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ 

Yth. Sahabat Diskusi Hidup, alhamdullaah kita dapat berjumpa kembali pada kesempatan diskusi hari ini. Kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara kita meyakini keberadaan Tuhan. Diskusi hidup tentang Tuhan, mudahkah kita meyakini sang Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Mengetahui? Oleh karenanya diskusi hidup kita kali ini adalah sebagai berikut.

        Di dunia ini secara umum terbagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu golongan orang-orang yang mempercayai adanya Tuhan dan golongan orang-orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan. Kita akan bahas satu-persatu golongan-golongan tersebut.
 
 
1.            Golongan yang pertama adalah golongan orang-orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan.
 
        Golongan pertama ini meyakini bahwa terjadinya alam semesta berikut isinya adalah begitu saja, tiba-tiba ada, tanpa ada yang menciptakan. Keyakinan ini timbul begitu saja tanpa melalui proses analisis serta pemikiran yang konprehensif yang panjang dan mendalam. Bisa juga timbul karena proses keputusasaan yang diawali dari terlalu banyak harapan dan permintaan serta harapan tersebut tidak terwujud yang akhirnya tidak mempercayai segala hal yang bersifat penciptaan dan penguasaan terhadap alam semesta ini. Bisa juga timbul karena rasa pengingkaran terhadap adanya hari kebangkitan setelah kematian. Terutama bagi para pendosa, mereka tidak ingin setelah kematian ada kebangkitan, sungguh itu adalah sesuatu yang sangat menyedihkan dan menyengsarakan bagi mereka. Sehingga mereka merasa lebih baik menganggap tidak ada kelanjutan setelah kematian. Setelah manusia meninggal, ya meninggal saja.
 
            Golongan seperti yang digambarkan di atas adalah ciri-ciri orang musyrik. Termasuk golongan orang-orang yang tidak mendapatkan hidayah Tuhan karena cenderung menutup logika dan kebenaran.
 
 
2.            Golongan yang kedua adalah golongan orang-orang yang mempercayai adanya Tuhan.
 
        Golongan kedua ini berpikir dan meyakini bahwa alam semesta dan seluruh isinya ini ada karena ada yang menciptakan, yaitu Sang Maha Pencipta, Tuhan. Keyakinan ini muncul karena pada dasarnya manusia memiliki naluri untuk mencari tahu proses terjadinya sesuatu termasuk proses terjadi atau terbentuknya manusia itu sendiri. Orang-orang pada masa sekarang, meyakini adanya Tuhan adalah melalui orang tua mereka, dan diajarkan turun temurun dari generasi ke generasi. Sedangkan orang-orang pada jaman dahulu, meyakini adanya Tuhan diawali dengan proses logikalisasi, atau berpikir secara logika. Jika ada sesuatu berarti ada yang membuat atau menciptakannya. Misalnya, ketika kita berbicara tentang meja, tentu ada yang membuat meja tersebut, tidaklah mungkin meja itu terbentuk dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya.
 
           Pada dasarnya agama itu mengajarkan manusia berpikir secara logika. Jika ada yang  berpendapat yang diajarkan Tuhan bukan melalui pendekatan logika, tentu manusia akan selalu salah. Menilai Monyet adalah asal dari manusia, atau menilai ikan dan manusia yang memiliki DNA sangat mirip akan dianggap sebagai 2 (dua) makhluk yang bersaudara. Namun karena manusia diberi akal dan pikiran untuk melakukan proses berpikir, maka mereka menemukan bahwa memang benar ada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan manusia dan seluruh isinya di Bumi dan Langit.
 
       Bagi umat muslim khususnya atau umat beragama lainnya, mungkin secara garis besar akan sama dalam memandang dan meyakini tentang kriteria atau definisi Tuhan.
 
Khusus bagi yang muslim (bagian dari rukun iman), kita dapat menemukan kriteria Tuhan dari Firman Allah dalam Al-Qurān (QS. Al-Ikhlas: 14), yang artinya sebagai berikut:
 
Katakanlah: ‘Dia lah Allah Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia’.”
 
 
Sahabat Diskusi Hidup yang dirahmati Allāh SWT,
 
        Berdasarkan Surat di atas sangatlah jelas bahwa jika kita akan menentukan bahwa sesuatu itu adalah Tuhan dengan cara menguji keempat syarat tersebut.
 
 
Pertama
 
        Apakah sesuatu zat itu hanya satu-satunya? Jika ada 2 (dua) atau lebih berarti bukan Tuhan.

Contoh sebuah patung, tentu saja patung bukanlah Tuhan karena patung bisa dibuat lebih dari satu bahkan banyak. Begitu pula dengan contoh-contoh yang lain yang tidak bisa menyamai kriteria Tuhan, tidak ada yang hanya ada satu, melainkan bisa dibuat menjadi lebih.
Tuhan adalah Sang Maha Pencipta. Tuhan tidak pernah diciptakan oleh apapun atau siapapun. Tuhan bersifat ada, dan mendahului segala sesuatu namun tidak akan pernah berakhir.
 
 
Kedua
 
        Apakah sesuatu zat itu bisa menjadi tempat bergantung segala sesuatu? Jika hanya tempat bergantung bagi suatu tertentu saja berarti bukan Tuhan.
Menjadi tempat bergantung disini artinya bahwa zat tersebut juga tidak bergantung kepada sesuatu yang lain. Jika masih bergantung kepada sesuatu yang lain, berarti bukan Tuhan.

Contoh seorang raja, meskipun banyak raja-raja pada jaman dahulu mengaku-aku sebagai Tuhan, namun jika tidak ada anak buahnya maka ia tidak dapat menjalankan kerajaannya. Tapi tidak demikian dengan Tuhan. Tuhan dapat menjalankan segalanya atas kehendak-Nya sendiri.
 
 
Ketiga
 
        Apakah sesuatu zat itu memiliki anak, atau orang tua dari mana dilahirkan? Jika memiliki anak berarti bukan Tuhan. Dan jika memiliki orang tua berarti bukan Tuhan.
Jika Tuhan memiliki orang tua, tentu masih ada yang harus dihormatinya, tentu masih harus takut atau sungkan dengan orang tuanya, yang dengan demikian akan membawa dampak terhadap kekuasaan Tuhan, dengan kata lain tidak menjadi Yang Maha Kuasa jika masih ada yang mengendalikan.
 
 
Keempat
 
   Apakah sesuatu zat itu tidak ada yang menyetarainya? Jika masih setara atau bahkan kemampuannya di bawah yang lain berarti bukan Tuhan.
Tidak ada yang menyetarainya, memiliki makna tidak ada yang lebih kuat atau berkuasa daripada Tuhan. Juga berarti tidak ada yang bisa membunuh Tuhan. Jika sesuatu itu masih bisa mati atau dibunuh, maka itu bukan Tuhan.
 
 
Sahabat Diskusi Hidup yang berbahagia,
 
       Jika kita termasuk orang-orang yang sadar, ternyata sangatlah mudah untuk meyakini adanya Tuhan.
 
Demikian diskusi hidup kita kali ini, mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan.
Benar karena Allāh, salah karena penulis sendiri.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih,🙏

وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابُ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APAKAH PERBUATAN BUNUH DIRI MERUPAKAN SUATU HAL YANG MELANGGAR HUKUM POSITIF DI INDONESIA ATAU BUKAN?

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ     Yth. Sahabat Diskusi Hidup , alhamdulillāh pada kesempatan kali ini kita dapat berjumpa lagi untuk membahas diskusi hidup tentang apakah perbuatan bunuh diri merupakan suatu hal yang melanggar hukum positif di Indonesia atau bukan. Berikut ini adalah diskusi hidup kita kali ini.         Pada umumnya setiap orang akan menganggap bahwa tindakan bunuh diri adalah perbuatan yang melanggar hukum karena dinilai sebagai perbuatan yang tercela, menghabisi atau menghilangnya nyawa manusia meskipun itu terhadap dirinya sendiri. Namun sebagian orang masih banyak yang menganggap bahwa tindakan bunuh diri itu tercela namun tidak melanggar hukum positif di Indonesia dengan alasan tidak diatur di dalam buku Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) atau peraturan perundang-undangan lainnya. Yang diatur di dalam pasal KUHP adalah mengenai suruhan atau dorongan untuk melakukan tindakan bunuh diri tersebut

TINDAK PIDANA KHUSUS DI LUAR KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ     Yth. Sahabat Diskusi Hidup, a lhamdulillāh kita dapat berjumpa kembali dalam kesempatan yang berbeda. Kali ini penulis akan membahas diskusi hidup tentang tindak pidana khusus di luar Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Selanjutnya diskusi hidup kita adalah sebagai berikut.             Pertama kali dikenal istilah Hukum Pidana Khusus, sekarang diganti dengan istilah Hukum Tindak Pidana Khusus. Timbul pertanyaan, apakah ada perbedaan dari kedua istilah ini. Oleh karena yang dimaksud dengan kedua istilah itu adalah UU Pidana yang berada di luar Hukum Pidana Umum yang mempunyai penyimpangan dari Hukum Pidana Umum baik dari segi Hukum Pidana Materiil maupun dari segi Hukum Pidana Formal. Kalau tidak ada penyimpangan tidaklah disebut Hukum Pidana Khusus atau Hukum Tindak Pidana Khusus.             Hukum Tindak Pidana Khusus mempunyai ketentuan khusus dan penyimpangan terhadap Hukum Pidana Umum, b

HATI-HATI DALAM HAL TURUT MENCICIL BARANG YANG KEMUDIAN DIGUNAKAN OLEH ORANG LAIN

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ   Yth. Sahabat Diskusi Hidup,   alhamdulillāh kita dapat berjumpa kembali dalam kesempatan diskusi hari ini. Kali ini kita akan membahas diskusi hidup tentang hati-hati dalam hal turut mencicil barang yang kemudian digunakan oleh orang lain. Berikut ini adalah diskusi hidup kita kali ini. Ketika kita turut membantu seseorang atau bahkan orang tua kita dalam memenuhi cicilan kredit barang, maka apa yang kita niatkan harus jelas. Niat tersebut bisa ditekadkan di dalam hati atau diucapkan kepada orang yang kita bantu. Alangkah jauh lebih baik jika disampaikan juga kepada orang yang dibantu.   Mungkin suatu ketika ada saudara, teman, atau bahkan orang tua yang misalnya membeli motor atau mobil dengan cara mengangsur atau membayar dengan cara mencicil setiap bulan atau mungkin membayar beberapa kali dengan jangka waktu tertentu tidak selalu dilakukan setiap bulan, maka pada saat kita akan membantu me