Langsung ke konten utama

Featured Posts

AIR BERIAK TANDA TAK DALAM, TONG KOSONG NYARING BUNYINYA, TAHUKAH ANDA TERNYATA MAKNANYA TIDAK SEPERTI YANG SELAMA INI KITA KIRA, TERNYATA SELAMA BERTAHUN-TAHUN KITA SUDAH SALAH MENGGUNAKANNYA

        Para pembaca yang budiman. Selama ini kita semua mengetahui bahwa untuk menyamakan keadaan seseorang yang banyak bicara namun pengetahuannya dangkal adalah dengan menggunakan peribahasa "Air beriak tanda tak dalam", atau bagi yang dianggap tidak berpengetahuan "Tong kosong nyaring bunyinya". Demikian pula dengan penulis. Penulis pernah berpikir bahwa kalimat tersebut dapat diterapkan kepada setiap orang yang banyak bicara. Ketika anda berkata tentang air beriak tanda tak dalam, tong kosong nyaring bunyinya, tahukah anda ternyata maknanya tidak seperti yang selama ini kita kira, ternyata selama bertahun-tahun kita sudah salah menggunakannya.      Pada suatu kolam air kita mungkin akan menemukan riak-riak atau gelembung-gelembung air yang relatif kecil di atas permukaannya. Menurut hasil penelitian, riak-riak air tersebut banyak ditemukan pada suatu ekosistem air yang mana ketinggian permukaan airnya dari dasar tidak begitu tinggi atau air dalam kondisi tidak

SILAKAN DOWNLOAD AMPUH

SILAKAN DOWNLOAD AMPUH
Aplikasi Mobile Penyuluhan Hukum

RUKUN IMAN YANG PALING SULIT DAN YANG PALING MUDAH MANA YA?

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ 


Yth. Sahabat Diskusi Hidup yang penulis rindukan, pada bagian yang terdahulu kita telah membahas tentang 4 (empat) syarat masuk Syurga, yang diantaranya adalah beriman kepada Allah (sesuai rrukun iman). Inilah diskusi hidup tentang rukun iman yang paling sulit dan yang paling mudah mana ya?



   Mungkin bagi sebagian dari kita berfikir dan merasakan bahwa semua rukun iman itu dapat kita jalankan dengan mudah, namun mungkin bagi sebagian yang lain berfikir dan merasakan ada sebagian dari rukun iman itu yang sulit untuk diterapkan dengan baik.
Tapi penulis yakin para Sahabat Diskusi Hidup sudah banyak yang mengetahui, bahwa sesungguhnya jika kita mau meluangkan waktu untuk merenung dan lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta maka kita (insyaa Allaah) akan mendapatkan petunjuk dan jalan dari-Nya untuk lebih memahami dan mudah dalam menerapkan semua rukun iman.
 
 
Sahabat Diskusi Hidup yang dirahmati Allāh SWT.
 
Untuk lebih memudahkannya, kita akan diskusikan satu-persatu sebagi berikut:
 
1.            Beriman kepada Allāh, artinya meyakini bahwa ada Allāh sebagai satu-satunya Zat yang disembah. Hal ini dikenal dengan istilah ketauhidan, berbicara tentang ke-Esa-an Tuhan.
Bagi yang muslim, mungkin hal ini terkadang tidak mudah.
 
            Apakah maksud dari kalimat yang dicetak miring di atas?
Dalam praktek kehidupan sehari-hari, menyatakan diri beriman kepada Allah tidaklah seindah dalam pengucapannya. Terkadang dalam keseharian kita kurang meyakini dan menginsyafi arti kata “Beriman kepada Allah”. Secara tidak disadari mungkin kita tidak sengaja telah menduakan Tuhan dengan sesuatu atau hal-hal yang berkaitan dengan cara kita berpikir.
 
2.            Beriman kepada Malaikat-malaikat Allāh. Kalimat ini artinya adalah bahwa kita harus meyakini ada utusan Allãh yang disebut Malaikat, yang bertugas untuk menyampaikan Wahyu dan melaksanakan perintah Allah dalam segala urusan dunia dan akhirat.
Bagi yang muslim, mungkin hal ini sangatlah mudah.
 
            Apakah maksud dari kalimat yang dicetak miring di atas?
Pada umumnya kita semua mengetahui dan meyakini bahwa Malaikat adalah pelaksana kehendak Tuhan, dengan tugasnya masing-masing, yang diberi nama Jibril, Mikail, dll, bukan hanya 10 Malaikat, melainkan sangat banyak, dan 10 penamaan tersebut hanya berdasarkan pengelompokan penugasan dari Allāh.
 
3.            Beriman kepada Kitab-kitab Allah, artinya kita meyakini bahwa Allāh telah menurunkan ajaran-ajaran melalui para Nabi dan Rasul yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk Kitab-kitab agar dapat dibaca ulang, diingat, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi yang muslim, mungkin hal ini katanya mudah.
 
            Apakah maksud dari kalimat yang dicetak miring di atas?
Mungkin kita mudah mengatakan bahwa kita meyakini ada Kitab-kitab Allah selain Al-Qurān, yaitu Taurat, Zabur, dan Injil. Namun pernahkah kita sadari bahwa sebagian besar dari kita tidak pernah mau mengetahui apa isi yang ada pada Kitab-kitab tersebut (Taurat, Zabur, dan Injil). Bagaimana kita memahami tentang sejarah ajaran Allah jika kita tidak ada keinginan sama sekali untuk mempelajari semuanya. Belum apa-apa kita sudah antipati terhadap salah satu Kitab selain Al-Qurān. Sikap yang lebih baik adalah mencoba mempelajarinya hingga kita menyadari jika ada ajaran dalam Kitab-kitab sebelumnya yang bertentangan dengan Al-Qurān, maka kita tidak perlu mengikutinya, karena sesungguhnya Al-Qurān yang menjadi mukjizat Nabi Muhammad s.a.w. itu menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya yang pernah disampaikan oleh Nabi Musa a.s., Nabi Daud a.s., dan Nabi Isa a.s.
 
4.            Beriman kepada para Nabi dan Rasul Allāh. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa banyak Nabi dan Rasul yang sudah diutus oleh Allāh untuk menyampaikan pesan ketahuhidan dan ketakwaan kepada manusia. Maka kita harus meyakini itu secara utuh, bukan hanya meyakini Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Rasulullāh, tapi juga meyakini Nabi-nabi yang lain sebagai utusan Allah, termasuk meyakini Nabi Isa a.s. Jika ada yang tidak mengakui salah satu diantara mereka, maka sesungguhnya orang yang demikian itu tidak termasuk golongan orang-orang yang benar.
Bagi yang muslim, mungkin hal ini sebenarnya mudah.
 
            Apakah maksud dari kalimat yang dicetak miring di atas?
Bagi kaum muslim, Isa a.s. adalah seorang Nabi dan Rasul. Namun bagi orang-orang tertentu Nabi Isa a.s. adalah Tuhan. Silakan baca definisi Tuhan.
 
5.            Beriman kepada Hari Akhir. Maksud kalimat ini adalah bahwa kita harus meyakini kehidupan di dunia tidaklah kekal, melainkan akan berakhir ketika sudah waktunya. Hari akhir dapat berarti 2 (dua) hal, yaitu akhir dari hidup makhluk secara perorangan (yang disebut mati, tewas, gugur, atau meninggal) dan akhir dari kehidupan semua makhluk di dunia.

        Beriman kepada hari akhir zaman itu maksudnya, meyakini bahwa kehidupan dunia suatu saat nanti akan berakhir dan berganti dengan kehidupan akhirat. Di kehidupan akhirat itulah manusia akan menjalani buah dari apa yang sudah dikerjakannya selama di dunia. Hidup di dunia ini adalah ujian untuk meraih keridaan Allaah SWT sehingga masuk surga atas rahmat-Nya. Ada yang setelah dihisab (dihitung antara amal baik dan buruknya) langsung masuk surga, ada yang masuk neraka, ada juga yang masuk neraka terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke surga, bahkan ada juga yang masuk surga tanpa hisab.

Disitulah manusia diharapkan bisa berbuat sebaik-baiknya selama di dunia, mengukir prestasi dalam memperoleh kasih sayang Allaah SWT.


Bagi yang muslim, mungkin hal ini tidak semerta-merta mudah.
 
            Apakah maksud dari kalimat yang dicetak miring di atas?
Pada dasarnya setiap orang mengetahui bahwa setiap orang bahkan setiap makhluk hidup akan menemui kematian. Namun terkadang dalam sikap dan perbuatan kita sehari-hari secara tidak disadari masih menunjukkan bahwa seolah-olah kita akan hidup selama-lamanya, dengan cara hidup berlebih-lebihan dan mengabaikan kewajiban sebagai umat beragama, kepentingan dunia ditaruh jauh di atas kepentingan akhirat. Sikap dan perilaku seperti ini tidak menunjukkan sebagai golongan orang-orang yang beriman terhadap Hari Akhir. Hari akhir dari dirinya sendiri saja tidak disadari, apalagi akhir dari dunia ini yang tidak dapat diukur waktunya dengan nalar manusia.
 
Bagi orang-orang yang sudah mempraktekkan dan menunjukkan sikap serta perilaku seimbang antara kepentingan dunia dan akhirat, sesungguhnya mereka adalah golongan orang-orang yang beruntung. 


 
6.            Beriman kepada Qadha dan Qadar. Kalimat ini memiliki arti bahwa kita harus mengetahui, menyadari, menginsyafi, bersabar, dan bertawakkal terhadap Qadha dan Qadar dari Allāh Yang Maha Kuasa.
Bagi yang muslim, mungkin hal ini terkadang mudah.
 
            Apakah maksud dari kalimat yang dicetak miring di atas?
Meyakini Qadha dan Qadar bukan hanya sekedar mengetahui dan memahami maknanya, namun lebih jauh lagi harus diikuti dengan implementasi/penerapan dalam sikap dan perilaku kita sehari-hari.


        Ini berkaitan dengan kekuasaan Allaah SWT dalam menciptakan segala sesuatu di dunia dan di akhirat (terutama yang di dunia). Kehidupan di dunia ini mengandung kebaikan dan keburukan, kebahagiaan dan kesengsaraan, dan lain-lain. Senang dan susah silih berganti meskipun kadarnya sedikit, supaya manusia bersyukur dari susah menjadi senang. Supaya manusia mengingat Allaah SWT, tempat berlindung, tempat bergantung. Meyakini hal-hal tersebut sebagai bagian dari kehidupan yang akan dijalani manusia.
 
Hidup di dunia ini maknanya adalah menjalani kehidupan itu sendiri dengan penuh kesadaran dan keinsyafan bahwa seperti inilah (sesuai ajaran agama) keharusannya. Bahwa hidup di dunia ini adalah tempat sementara menuju tempat yang sebenarnya. Dunia adalah tempat kita berlomba-lomba mencari ridho Allāh, memperbanyak pahala, dan berusaha menghindari larangan-Nya, dengan disertai tidak bosan-bosannya untuk selalu berdo’a. Ibarat kita hendak memasuki bioskop, ruangan atau suatu tempat tertentu yang mana bagi setiap orang harus memiliki tiket masuk yang dibayar dengan uang, maka jika kita ingin masuk Syurga kita harus membayar tiket itu dengan nilai pahala yang cukup yang telah kita tabung selama kita hidup di dunia.
 
            Berdasarkan uraian di atas, janganlah kita berputus asa ketika kita mengalami kesusahan, kesedihan, atau apapun yang tidak mengenakkan di hati karena suatu musibah, malapetaka, atau bentuk kerugian yang lain, karena sesungguhnya segala bentuk kesulitan itu adalah ladang pahala jika kita tetap bersabar, subhānallāh. Janganlah kita tergiur dengan orang-orang yang hidupnya terlihat selalu enak dan seolah-olah penuh dengan kebahagiaan, karena sesungguhnya mereka tidak akan mendapatkan pahala sama sekali dari Allāh jika mereka tidak berbagi rejeki yang telah mereka terima dengan cara berinfaq atau bersedekah kepada golongan orang-orang yang butuh pertolongan, fakir miskin, dan anak-anak yatim.
 
        Maka jika di antara kita masih ada yang tidak menjalani kehidupan ini dengan kesabaran dan keikhlasan, sesungguhnya mungkin kita belum termasuk ke dalam golongan orang-orang yang telah meyakini rukun iman yang ke-6 dengan baik dan benar.
 
 
Sahabat Diskusi Hidup yang berbahagia,
 
Demikian diskusi hidup kita kali ini, mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan.
Benar karena Allāh, salah karena penulis sendiri.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih, 🙏

وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابُ
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APAKAH PERBUATAN BUNUH DIRI MERUPAKAN SUATU HAL YANG MELANGGAR HUKUM POSITIF DI INDONESIA ATAU BUKAN?

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ     Yth. Sahabat Diskusi Hidup , alhamdulillāh pada kesempatan kali ini kita dapat berjumpa lagi untuk membahas diskusi hidup tentang apakah perbuatan bunuh diri merupakan suatu hal yang melanggar hukum positif di Indonesia atau bukan. Berikut ini adalah diskusi hidup kita kali ini.         Pada umumnya setiap orang akan menganggap bahwa tindakan bunuh diri adalah perbuatan yang melanggar hukum karena dinilai sebagai perbuatan yang tercela, menghabisi atau menghilangnya nyawa manusia meskipun itu terhadap dirinya sendiri. Namun sebagian orang masih banyak yang menganggap bahwa tindakan bunuh diri itu tercela namun tidak melanggar hukum positif di Indonesia dengan alasan tidak diatur di dalam buku Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) atau peraturan perundang-undangan lainnya. Yang diatur di dalam pasal KUHP adalah mengenai suruhan atau dorongan untuk melakukan tindakan bunuh diri tersebut

TINDAK PIDANA KHUSUS DI LUAR KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ     Yth. Sahabat Diskusi Hidup, a lhamdulillāh kita dapat berjumpa kembali dalam kesempatan yang berbeda. Kali ini penulis akan membahas diskusi hidup tentang tindak pidana khusus di luar Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Selanjutnya diskusi hidup kita adalah sebagai berikut.             Pertama kali dikenal istilah Hukum Pidana Khusus, sekarang diganti dengan istilah Hukum Tindak Pidana Khusus. Timbul pertanyaan, apakah ada perbedaan dari kedua istilah ini. Oleh karena yang dimaksud dengan kedua istilah itu adalah UU Pidana yang berada di luar Hukum Pidana Umum yang mempunyai penyimpangan dari Hukum Pidana Umum baik dari segi Hukum Pidana Materiil maupun dari segi Hukum Pidana Formal. Kalau tidak ada penyimpangan tidaklah disebut Hukum Pidana Khusus atau Hukum Tindak Pidana Khusus.             Hukum Tindak Pidana Khusus mempunyai ketentuan khusus dan penyimpangan terhadap Hukum Pidana Umum, b

HATI-HATI DALAM HAL TURUT MENCICIL BARANG YANG KEMUDIAN DIGUNAKAN OLEH ORANG LAIN

بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ   Yth. Sahabat Diskusi Hidup,   alhamdulillāh kita dapat berjumpa kembali dalam kesempatan diskusi hari ini. Kali ini kita akan membahas diskusi hidup tentang hati-hati dalam hal turut mencicil barang yang kemudian digunakan oleh orang lain. Berikut ini adalah diskusi hidup kita kali ini. Ketika kita turut membantu seseorang atau bahkan orang tua kita dalam memenuhi cicilan kredit barang, maka apa yang kita niatkan harus jelas. Niat tersebut bisa ditekadkan di dalam hati atau diucapkan kepada orang yang kita bantu. Alangkah jauh lebih baik jika disampaikan juga kepada orang yang dibantu.   Mungkin suatu ketika ada saudara, teman, atau bahkan orang tua yang misalnya membeli motor atau mobil dengan cara mengangsur atau membayar dengan cara mencicil setiap bulan atau mungkin membayar beberapa kali dengan jangka waktu tertentu tidak selalu dilakukan setiap bulan, maka pada saat kita akan membantu me