MENGALIR SEPERTI AIR BERHEMBUS LAKSANA ANGIN, TIDAK TERHANYUT DAN TIDAK RIBUT, MENGUBAH PENDERITAAN MENJADI KEBAHAGIAAN
بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Setiap orang akan mengalami berbagai dinamika dalam kehidupannya, kadang susah kadang senang, semuanya akan datang silih berganti dalam kadar yang berlainan, bisa teramat sangat, bisa cukup, bisa biasa saja alias dalam kadar yang sangat ringan. Setiap orang tidak akan dapat menghindari keadaan yang seperti itu, seperti putaran roda pedati kadang di bawah kadang di atas, selalu silih berganti, hingga ajal menjemputnya. Demikianlah ketetapan Allāh Yang Maha Kuasa. Bagaimana caranya supaya perjalanan hidup yang sangat berat sekalipun akan dapat terasa lebih ringan? Mengalir seperti air berhembus laksana angin, tidak terhanyut dan tidak ribut, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan.
Untuk lebih jelas dan lebih menghayati ungkapan di atas yang merupakan sebuah filosofi maka penulis akan menguraikannya dan membaginya menjadi 5 (lima) bagian sebagai berikut:
1. Mengalir seperti air;
Air itu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Jika air itu mengalir sebaliknya, tentu ada suatu daya yang lebih agar air itu mengalir dari bawah ke atas, berlawanan dengan hukum alam tentang air. Daya yang lebih itu memerlukan usaha yang lebih keras bahkan mungkin pengorbanan. Mengalir seperti air maksudnya bahwa kita hidup mengikuti alurnya, mengikuti lumrahnya, agar tidak merasakan penderitaan karena harus mengorbankan sesuatu yang tidak perlu dikorbankan. Bahkan mengikhlaskan sesuatu yang harus ditinggalkan demi menuju suatu kebaikan. Tetapi bukan berarti tidak melakukan apapun demi kenyamanan. Hantarkan apa yang perlu dibagikan, meskipun akan membentur tepian.
2. Berhembus laksana angin;
Angin itu bergerak dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah, normalnya bergerak dengan kecepatan yang biasa, tidak menimbulkan keresahan atau bahkan kerusakan. Angin yang diharapkan bisa memberikan kesejukan, ketenangan, adalah angin yang berhembus spoi-spoi. Berhembus laksana angin maksudnya bahwa kita menjalani kehidupan harus dengan ketenangan. Tetapi tidak berarti diam saja dan tidak menyampaikan ajaran kebaikan. Tegakkan apa yang perlu ditegakkan kembali, jangan biarkan sesuatu lemas, jangan biarkan sesuatu malas!
3. Tidak terhanyut;
Maksud dari kata-kata pada angka 3 (tiga) ini adalah memberikan penegasan bahwa dalam menjalani kehidupan kita berusaha untuk menyesuaikan dengan keadaan yang kita hadapi, tidak terlalu memaksakan diri namun tidaklah terhanyut, tidak terbawa ke arah kesesatan, mengerti kapan harus menyingkir, itulah pilihan yang bijak, demi menjaga nilai-nilai kebenaran dan kehormatan. Jangan ragu jika perlu mengatakan "tidak" terhadap pelanggaran.
4. Tidak ribut;
Maksud dari kata-kata pada angka 4 (empat) ini adalah memberikan penegasan bahwa dalam menjalani kehidupan kita berusaha untuk menyesuaikan dengan keadaan yang kita hadapi, tidak menimbulkan keributan atau bahkan kerusakan, tidak menjadi liar meskipun berada pada keadaan yang sangat sulit. Kita seyogyanya tetap bersabar, ikhlas, dantawakkal. Jangan menyelesaikan masalah dengan masalah, dengan cara tidak melakukan pelanggaran.
5. Mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan.
Berbicara tentang kebahagiaan, tentu kita akan lebih fokus pada keadaan jiwa atau bathin. Sesungguhnya kebahagiaan dan kesedihan, kesenangan dan kesusahan, itu adalah permainan hati. Hati manusia yang merasakan sesuatu itu sesungguhnya merupakan hasil dari proses berpikir. Mari kita buktikan sebagai berikut:
a. Ketika kita berpikir bahwa sesuatu itu merugikan, maka kita akan merasakan kesusahan atau kesedihan;
b. Sebaliknya jika kita berpikir bahwa sesuatu itu menguntungkan, maka kita akan merasakan kesenangan atau kebahagiaan;
Oleh karena itu, bagaimana caranya agar sesuatu yang kita anggap sebagai kerugian itu dapat menjadi suatu keuntungan. Kita seyogyanya berusaha menganggap bahwa sesuatu itu merupakan suatu keuntungan. Bahkan kita harus berusaha mengganggap bahwa segalanya itu merupakan suatu keuntungan. Atau setidak-tidaknya ketika kita berpikir tentang sesuatu yang menyusahkan, kita berpikirlah tentang hal-hal lain yang sesungguhnya telah membuat kita merasa bahagia.
Jangan membanding-bandingkan sesuatu sehingga kita menjadi merasakan kesusahan.
Kembangkan selalu hal-hal yang dapat membuat kita merasa bersyukur kepada Allāh ﷻ, Sang Pencipta Alam Semesta. Yakinlah bahwa Allāh ﷻ Maha Pemberi Hikmah, di setiap kesempitan ada keluasan, di antara kesukaran selalu ada jalan keluar, di dalam kegelapan selalu ada cahaya…. meskipun mungkin hanya setitik.
Mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, maksudnya adalah bahwa kita harus mengubah cara berpikir kita dalam menghadapi suatu permasalahan dalam menjalani kehidupan ini, agar kita tetap dapat merasakan kebahagiaan sekalipun kita sedang mengalami kesusahan.
Belajarlah untuk senantiasa mengutamakan kewajiban agar kita tidak membiarkan diri sendiri terlena dalam kemalasan, tidak memiliki harapan, serta aura negatif lainnya, dengan cara berusaha menghindari sikap "tidak tahu", "tidak bisa", ataupun "tidak mau" terhadap suatu kebaikan yang diajarkan oleh orang lain dan lingkungan.
Rekan-rekan seperjuangan hidup,
Hiduplah mengalir seperti air, berhembus laksana angin, tidak terhanyut dan tidak ribut.
Kita sendiri yang dapat mengubah penderitaan…… menjadi kebahagiaan.
Tetap sehat dan tetap semangat !!!
Komentar