بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Yth. Sahabat Diskusi Hidup, sebagai umat beragama sudah seyogyanya dalam hidup ini kita semua mencari ridha Allāh SWT dan mengharapkan kelak berada di dekat-Nya, yaitu Syurga. Shalat sebagai tiang agama harus terlebih dahulu ditegakkan. Diskusi hidup tentang bagaimana nilai pendidikan dalam shalat akan kita bahas sebagai berikut.
Shalat atau biasa disebut sholat adalah satu-satunya ibadah kepada Allah SWT yang diperintahkan secara langsung kepada Nabi Muhammad s.a.w. sedangkan ibadah-ibadah yang lain cukup melaui wahyu atau firman-Nya di dalam Al-Qurān. Nabi Muhammad s.a.w. menerima perintah ibadah shalat pada saat beliau dipanggil secara langsung oleh Allāh SWT (dalam Mi’raj).
Kalau kita kaji tentang shalat, maka ibadah shalat mengandung makna dan nilai-nilai pendidikan yang sangat tinggi, sebagaimana penulis uraikan sebagai berikut:
1. Sebelum melaksanakan ibadah shalat kita diwajibkan melaksanakan wudhu atau biasa menggunakan istilah “mengambil air wudhu”. Berwudhu adalah membersihkan beberapa anggota badan tertentu sesuai rukun wudhu agar bersih dari najis kecil. Semuanya dibersihkan dan disucikan dengan air wudhu yang suci dan mensucikan. Nilai pendidikan yang kita dapat dari berwudhu adalah bahwa dari ujung rambut hingga ujung kaki tidak boleh sedikitpun najis menempel di badan, tidak boleh yan haram masuk, tidak boleh terdengar cerita maksiat. Sehingga dari wudhu saja sudah mengandung makna yang sangat dalam dan nilai-nilai pendidikan yang sangat tinggi.
2. Setelah berwudhu lalu kita menuju tempat shalat, sebelum memulai shalat kita mengucapkan niat, artinya ibadah shalat itu harus diniatkan kepada Allāh SWT. Setelah itu baru mengucapkan takbiratul ihram “Allāhu Akbar”. Pertama kita membesarkan nama Allāh SWT, mengagungkan asma-Nya, tidak mengagungkan dan membesarkan nama yang lain selain hanya nama Allāh SWT.
3. Setelah nama Allāh SWT diagungkan baru kita mengucapkan do'a iftitah. Di dalam do'a tersebut ada suatu ikrar atau janji seorang manusia kepada Allāh SWT, Sang Pencipta, yang telah memberikan hidup dan kehidupan. Kalau shalat untuk Allāh SWT berarti shalat harus tegak tercermin dalam kehidupan manusia karena orang yang menegakkan shalat itu orang yang menegakkan ma’ruf dan mencegah kemunkaran (amar ma’ruf nahi munkar).
4. Selesai mengucapkan do'a iftitah, kita mengucapkan surat Al-Fātihah. Disitu ada ayat yang artinya: “Kepada-Mu lah aku menyembah dan kepada-Mu lah kami memohon pertolongan”. Terdapat ajaran etika bahwa menyembah Allāh SWT terlebih dahulu baru memohon pertolongan. Tetapi apa yang terjadi mungkin sebaliknya dari keharusan, yaitu selalu meminta namun tidak pernah bersujud atau menyembah Allāh SWT, meskipun sudah dipanggil dengan suara adzan “Marilah kita shalat!”.
5. Dari segi gerakan di dalam shalat yang berurutan dan tertib, mulai dari takbiratul ihram, ruku, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan salam, mencerminkan umat Islam harus tertib dalam kehidupan. Terutama dalam shalat berjamaah, yang dipimpin oleh seorang imam shalat, semua gerakan antara imam dan makmumnya harus seragam dan tidak ada makmum yang gerakannya mendahului imam. Imam mengucapkan takbir lalu diikuti oleh makmum, demikian juga seterusnya hingga salam, tidak ada makmum yang boleh mendahului mengucapkan salam. Jika itu terjadi maka ibadah shalat berjamaah dari makmum tersebut batal, harus diulangi shalatnya.
Kesimpulan dari diskusi hidup kita kali ini adalah bahwa manusia harus senantiasa suci dan bersuci karena tidak terlepas dari berbuat maksiat meskipun mungkin hanya sedikit. Senantiasa mengagungkan Allāh SWT, menyadari bahwa hidup dan matinya untuk Allāh SWT. Menyembah atau mengagungkan Allāh SWT terlebih dahulu lalu meminta sesuatu. Seorang muslim itu harus tertib, sejak lahir dari rahim ibu sampai masuk ke liang kubur dalam keadaan baik, lahir atas ridha Allāh SWT dan matipun mengharapkan ridha Allāh SWT, aamiin Yā Rabbal’ālamīn. Sesuai firmah Allāh SWT dalam Al-Qurān, QS. Al-Ankabut: 45, yang artinya:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qurān) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allāh (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allāh mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Sahabat Diskusi Hidup yang berbahagia,
Secara garis besar insyā Allāh itulah yang dapat penulis sampaikan, semoga atas rahmat Allāh SWT kita dapat menjalankannya aamiin Yaa Robbal’ālamīn.
Demikian diskusi kita kali ini, mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan.
Benar karena Allāh, salah karena penulis sendiri.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih, 🙏
Komentar