بِالسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِاَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Yth. Sahabat Diskusi Hidup, sebagai umat beragama sudah seyogyanya dalam hidup ini kita semua mencari ridha Allāh SWT dan mengharapkan kelak berada di dekat-Nya, yaitu Syurga. Silaturahmi merupakan jalan untuk mendapatkan ridha Allāh SWT yang tidak bisa diabaikan. Diskusi hidup tentang bagaimana kebersamaan itu menjadi luar biasa? Maka dalam diskusi hidup kita kali ini akan kita bahas sebagai berikut.
Semut adalah salah satu jenis binatang yang namanya Allāh SWT sebutkan sebagaimana dapat kita temukan di dalam Al-Qurān, yaitu QS. An-Naml (Semut). Begitu hebatnya seekor semut, walaupun hanya dalam dua ayat disebutkan oleh Allāh SWT, namanya dijadikan sebagai nama surat. Kisah tentang semut disinggung dalam QS. An-Naml: 18-19, yang diterjemahkan sebagai berikut:
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari’. Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: ‘Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh’.”
Ada hal yang menarik untuk dipertanyakan, kenapa ketika melihat pola kehidupan semut, Nabi Sulaiman tertawa sambil teringat kedua orang tuanya? Untuk menjawab itu, sungguh menarik jika kita memperhatikan pola kehidupan semut. Dengan memperhatikan semut, pastilah seseorang akan tahu betapa besar peran orang tua, terutama ibu dalam membentuk pribadi anak-anaknya.
Adapun pola kehidupan semut tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama
Semut itu adalah binatang yang hidupnya berkelompok dan selalu bekerja sama. Semut adalah binatang yang tidak individualistis. Semut menyadari kondisinya yang amat kecil dan lemah. Namun, kebersamaan dan kerja samanya telah membuat mereka menjadi binatang yang tidak bisa dipandang remeh. Seekor gajah pun jika diserang oleh sekelompok semut akan mati mengenaskan. Dan semut dengan bentuk fisik yang kecil dapat membuat diri mereka menjadi onggokan seperti bukit.
Kedua
Semut adalah binatang yang selalu hidup damai dengan sesamanya dan tidak pernah berkelahi. Coba Sahabat lihat dan perhatikan sekelompok semut yang sedang menarik makanan. Pernahkah mereka masing-masing menariknya ke arah yang saling berlawanan? Sekelompok semut tidak pernah bertengkar dan memperebutkan sesuatu makanan. Bahkan mereka saling memberi tahu jika memperolah sesuatu. Dan ketika menarik makanan ke dalam lobang atau sarang, mereka senantiasa menunjukkan pola kebersamaan. Jika yang sebagian menarik maka yang lainnya mendorong, begitu pun sebaliknya.
Begitu lah hebatnya kerukunan hidup semut yang patut dicontoh oleh manusia. Dan sikap hidup seperti itu biasanya didapatkan dari lingkungan rumah tangga dari kedua orang tua terutama ibunya.
Ketiga
Semut adalah binatang yang selalu bertegur sapa atau bersalaman atau saling menyentuh ketika bertemu atau berpapasan satu sama lain. Begitu lah hebatnya sikap mulia semut yang sangat perlu dicontoh oleh manusia.
Keempat
Semut adalah binatang yang kreatif dan selalu bergerak. Semut tidak mengenal lelah, tidak suka bermalasan atau berpangku tangan. Tidak akan ditemukan seekor semut yang tertidur pulas dalam waktu yang lama. Begitu lah sikap hidup yang hebat yang lagi-lagi mesti dicontoh oleh manusia. Oleh karena itu janganlah manusia yang diberi akal dan fisik yang sempurna menyia-nyiakan anugerah dari Allāh SWT.
Kelima
Semut adalah binatang yang kuat karena semut bisa menarik beban hingga sepuluh kali berat badannya. Kemampuan seperti ini juga patut dipertimbangkan oleh manusia terutama umat muslim. Umat muslim seyogyanya memiliki kekuatan baik dari segi fisik atau jasmani, akal, dan mental atau rohaninya.
Keenam
Semut adalah binatang yang informatif. Semut suka berbagi dan tidak rakus serta tidak suka menang sendiri. Jika seekor semut menemukan makanan, maka dengan cepat ia akan menyebarkan berita tersebut kepada yang lain. Sehingga dalam waktu yang singkat segerombolan semut telah berkumpul untuk membawa makanan tersebut ke dalam sarang mereka. Semut akan dengan senang hati berbagi dengan sesamanya.
Ketujuh
Semut adalah binatang yang suka hidup teratur dan disiplin. Coba kita Sahabat Diskusi Hidup perhatikan jika sekelompok semut sedang berjalan, maka yang kita lihat adalah suatu keteraturan dan kedisiplinan yang tinggi. Sekelompok semut akan berjalan dengan teratur, antri, tidak saling mendahului apalagi saling injak satu sama lain. Jika semut saja bisa hidup rukun dan tertib, disiplin serta patuh terhadap aturan, lalu kenapa manusia yang berakal sering tidak bisa diatur dan banyak melanggar aturan?
Kedelapan
Semut adalah binatang yang patuh terhadap atasannya (ratu semut). Semut di dalam kesatuannya dipimpin oleh seekor ratu yang dipatuhi oleh seluruh anggotanya. Ratu ini lah yang memberi perintah, kemana harus pergi dan bagaimana mengumpulkan serta mendistribusikan makanan. Termasuk cara penyelamatan diri ketika dihadang bahaya seperti yang diceritakan di dalam Al-Qurān (QS. An-Naml: 18-19). Anggota semut tidak pernah membantah dan melawan perintah sang ratu karena memang tidak akan ada perintah yang melanggar hukum yang dikeluarkan oleh sang ratu semut. Sehingga kepatuhan dan kebenaran seperti ini lah yang membuat rumah tangga semut senantiasa rukun dan damai.
Tanpa pemimpin tentu kehidupan akan kacau dan jauh dari keteraturan serta ketenangan. Demikian juga halnya dalam kehidupan rumah tangga, tentunya peran orang tua sangat dominan dan menentukan dalam menciptakan keteraturan para anggota keluarga terutama anak-anak. Orang tua tidak hanya dituntut untuk mampu memberikan perintah serta arahan-arahan namun juga harus mampu memberikan teladan atau contoh yang baik bagi anggota dalam lingkup rumah tangga. Terutama seorang ibu harus lebih menjadi teladan dan panutan anak-anak karena seorang ibu lah yang biasanya lebih banyak berkumpul atau berinteraksi dengan anak-anaknya.
Sahabat Diskusi Hidup yang sangat penulis banggakan,
Mulai saat ini hingga seterusnya, kita wujudkan kebersamaan dalam kehidupan berumah tangga menuju kehidupan dalam kelompok yang lebih besar lagi yaitu bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, untuk menuju Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera, atau biasa kita doakan agar Indonesia menjadi negara yang baldatun, toyyibatun, warobbun gofur, āmīn Yā Rabbal’ālamīn.
Sahabat Diskusi Hidup yang dirahmati Allāh SWT,
Secara garis besar insyā Allāh itulah yang dapat penulis sampaikan, semoga atas rahmat Allāh SWT kita dapat menjalankannya aamiin Yaa Robbal’ālamīn.
Demikian diskusi hidup kita kali ini, mohon maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan.
Benar karena Allāh, salah karena penulis sendiri.
Semoga bermanfaat.
Terima kasih, 🙏
Komentar